Cari Titik Temu Antara Modernisasi dan Tradisi Dibalik Dialog Budaya dalam FBN

Senin, 29 September 2025 - 08:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cari Titik Temu Antara Modernisasi dan Tradisi Dibalik Dialog Budaya dalam FBN. (Foto: portal.ngadakab.go.id)

Cari Titik Temu Antara Modernisasi dan Tradisi Dibalik Dialog Budaya dalam FBN. (Foto: portal.ngadakab.go.id)

Metrosiar.Ngada- Modernisasi dan Tradisi tidak selalu harus dipertentangkan, namun dapat dipadukan sebagai peluang untuk mengembangkan kekayaan budaya lokal.

Hal ini disampaikan oleh sejumlah narasumber dalam Dialog Budaya di Desa Beiwali, Kecamatan Bajawa, Minggu (28/9/25).

Untuk diketahui, Dialog Budaya ini merupakan agenda yang tak terpisahkan dalam ajang Festival GAYAIN, Hari Komedi Nasional dan Pesta Pangan Lokal Masyarakat Adat yang dibingkai dalam Festival Budaya Ngada (FBN) 2025.

Dialog budaya dengan tema “Modernisasi dan Tradisi Cari Titik Temu” ini juga menekankan pentingnya menjadikan nilai-nilai budaya sebagai fondasi membangun peradaban yang lebih baik ditengah perubahan zaman.

Adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dinilai sebagai modal sosial yang perlu dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik masyarakat adat.

Upaya tersebut sejalan dengan strategi kebudayaan nasional berlandaskan potensi dan kondisi kebudayaan Indonesia untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Baca Juga :  Modernisasi Mulai Menggeser Praktik Pangan Lokal, Joni Watu Tekankan Tiga Hal Ini

Bertindak selaku narasumber, Direktur Film, Musik dan Seni, Wakil Bupati Ngada, Penjabat Sekda Ngada dan Pegiat Seni.

Angkat Budaya dan Tradisi ke Ruang Digital

Direktur Film, Musik dan Seni, Syaifullah Agam dalam pemaparannya mengingatkan bahwa, budaya dan tradisi memiliki peluang besar untuk diangkat ke ruang digital.

“Budaya bisa masuk dalam konten yang viral. Misalnya Pacu Jalur, semakin viral, semakin banyak orang yang datang memenuhi hotel dan pusat keramaian,” sebut Syaifullah.

Masyarakat harus bisa menangkap peluang ini agar menjadi lahan kerja, ketusnya.

Syaifullah mencontohkan, Maumere dan Tarian Tabolabale dari Bajawa bisa viral dan memperkuat identitas budaya.

Hal ini kata dia, bisa membuat branding Kabupaten Ngada, sehingga Bajawa dikenal tidak hanya karena kopi, tetapi juga budaya termasuk tenun asli Ngada.

Sejalan dengan Visi Kabupaten Ngada

Saat yang sama, Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu menyampaikan, dialog ini sejalan dengan visi Kabupaten Ngada sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2025-2030.

Baca Juga :  Menapak Jejak Wogo: Perjalanan Berni Dhey dari Nua Olo ke Napu Bheto

“Terwujudnya Ngada yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya, Berbasis Pengelolaan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan,” ungkap Berni Dhey menyebut Visi Kabupaten Ngada.

Salah satu misi penopangnya adalah tutur Berni, mempercepat kemandirian kelembagaan sosial, ekonomi, politik dan budaya.

Melalui Dialog Budaya dalam Festival Budaya Ngada ini, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan berharap dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia, mengoptimalkan tata kelola kebudayaan, sekaligus mengangkat potensi masyarakat Ngada agar terus berkontribusi dalam pelestarian, perlindungan, pemanfaatan, dan pengembangan kebudayaan, tutup Berni.

Informasi yang diterima, Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi masyarakat adat, komunitas dan kaum muda untuk berdialog tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam upaya melestarikan 10 objek pemajuan kebudayaan.*

Editor : Frans Dhena

Sumber Berita: portal.ngadakab.go.id

Berita Terkait

Pemerintah Kecamatan Kemiri Ajak Masyarakat Teguhkan Nilai Pancasila di Hari Kesaktian Pancasila 2025
Perkuat Ketapang, Wabup Ngada: BumDes Mesti Jadi Ujung Tombak Ekonomi Desa
Pemerintah Desa Ketapang Selenggarakan Musrenbangdes, Fokus pada Transformasi Sosial Ekonomi dan Infrastruktur
Geger! Ditemukan kain kafan dan tulang belulang di Sindang Jaya
Setelah 7 Bulan Menderita, RSUD Kalisari Diduga Malpraktik, Petani di Batang Pulih Usai Selang Operasi Dikeluarkan
Modernisasi Mulai Menggeser Praktik Pangan Lokal, Joni Watu Tekankan Tiga Hal Ini
PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar Gelar Green Action: Tanam 5.000 Pohon Mangrove Sambut 3 Dekade Perusahaan sebagai Wujud Komitmen Green Sustainability
Partai Gelora DPW Prov Banten Konsolidasi dengan DPD Kab Tangerang, Ada apa?
Berita ini 32 kali dibaca
Dialog budaya dengan tema “Modernisasi dan Tradisi Cari Titik Temu” ini juga menekankan pentingnya menjadikan nilai-nilai budaya sebagai fondasi membangun peradaban yang lebih baik ditengah perubahan zaman. Adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dinilai sebagai modal sosial yang perlu dilestarikan dan dikembanhkan sesuai dengan karakteristik masyarakat adat.

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 12:19 WIB

Pemerintah Kecamatan Kemiri Ajak Masyarakat Teguhkan Nilai Pancasila di Hari Kesaktian Pancasila 2025

Rabu, 1 Oktober 2025 - 01:02 WIB

Perkuat Ketapang, Wabup Ngada: BumDes Mesti Jadi Ujung Tombak Ekonomi Desa

Selasa, 30 September 2025 - 10:31 WIB

Pemerintah Desa Ketapang Selenggarakan Musrenbangdes, Fokus pada Transformasi Sosial Ekonomi dan Infrastruktur

Senin, 29 September 2025 - 19:40 WIB

Setelah 7 Bulan Menderita, RSUD Kalisari Diduga Malpraktik, Petani di Batang Pulih Usai Selang Operasi Dikeluarkan

Senin, 29 September 2025 - 15:39 WIB

Modernisasi Mulai Menggeser Praktik Pangan Lokal, Joni Watu Tekankan Tiga Hal Ini

Berita Terbaru